BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebagai seorang guru yang
sehari-hari mengajar di sekolah, tentunya tidak jarang harus menangani
anak-anak yang mengalami kesulitan dalam masalah belajar. Anak-anak yang
sepertinya sulit sekali menerima materi pelajaran, baik pelajaran membaca,
menulis, serta berhitung. Hal ini terkadang membuat guru menjadi frustasi
memikirkan bagaimana menghadapi anak-anak seperti ini. Demikian juga para orang
tua yang memiliki anak-anak yang memiliki kesulitan dalam masalah belajar. Harapan
agar anak mereka menjadi anak yang pandai, mendapatkan nilai yang baik di
sekolah menambah kesedihan mereka ketika melihat kenyataan bahwa anak-anak
mereka kesulitan dalam masalah belajar.
Akan tetapi yang lebih menyedihkan
adalah perlakuan yang diterima anak yang mengalami kesulitan belajar dari orang
tua dan guru yang tidak mengetahui masalah yang sebenarnya, sehingga mereka
memberikan cap kepada anak mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun
gagal.
Fenomena
ini kemudian menjadi perhatian para ilmuan yang tertarik dengan masalah
kesulitan belajar. Keuntungannya ialah, mereka mencoba menemukan metode-metode
yang dapat digunakan untuk membantu anak-anak yang mengalami kesulitan belajar
tersebut tetap dapat belajar dan mencapai apa yang diharapkan guru dan orang
tua.
Dalam tulisan ini, kita akan
mendapati apa sebenarnya yang dimaksud masalah kesulitan belajar, factor apa
yang menjadi penyebabnya, serta metode yang dapat digunakan untuk membantu anak
yang mengalami masalah kesulitan belajar.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas,
rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan belajar?
2. Apa
yang dimaksud dengan masalah belajar?
3. Jelaskan
jenis-jenis masalah belajar!
4. Apa
yang menyebabkan terjadinya masalah belajar?
5. Bagaimana
cara mengatasi masalah belajar?
C.
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
pengertian belajar
2. Mengetahui
pengertian masalah belajar
3. Mampu
menjelaskan jenis-jenis masalah belajar
4. Mengetahi
penyebab terjadinya masalah belajar
5. Mengetahui
cara mengatasi masalah belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku
individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar
perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Lantas, apa
sesungguhnya belajar itu ?
Di bawah ini disampaikan tentang
pengertian belajar dari para ahli :
{ Moh. Surya (1997) : “belajar dapat
diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman
individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
{ Witherington (1952) : “belajar merupakan
perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons
yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
{ Crow & Crow dan (1958) : “
belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.
{ Hilgard (1962) : “belajar adalah
proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya
respons terhadap sesuatu situasi”
{ Di Vesta dan Thompson (1970) : “
belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari
pengalaman”.
{ Gage & Berliner : “belajar
adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”
Slameto (1988:2) mengemukakan bahwa
“belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Moeslichatoen (1989:1) mengemukakan bahwa belajar diartikan sebagai proses yang
membuat terjadinya proses belajar dan perubahan itu sendiri dihasilkan dari
usaha dalam proses belajar.
Cronbach (Sardiman, 1990:22)
menyatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman. Geoch (Sardiman, 1990:22) juga mengemukakan bahwa belajar adalah
perubahan dalam performansi sebagai hasil dari praktek.
B.
Pengertian Masalah Belajar
Aktifitas belajar bagi setiap
individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar,
kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari,
kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya
tinggi, tetapi juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang
sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam
kaitannya dengan aktifitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama.
perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku
dikalangan anak didik.
Masalah belajar adalah suatu kondisi
tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya.
Dalam keadaan di mana anak didik / siswa tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya, itulah yang disebut dengan masalah
belajar. Masalah belajar merupakan kekurangan yang tidak nampak secara
lahiriah. Ketidak mampuan dalam belajar tidak dapat dikenali dalam wujud fisik
yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami masalah kesulitan belajar.
Masalah belajar ini tidak selalu disebabkan karena factor intelligensi yang
rendah (kelaianan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan karena faktor lain
di luar intelligensi. Dengan demikian, IQ yang tingi belum tentu menjamin
keberhasilan belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar
adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu
dalam mencapai hasil belajar.
C.
Jenis-Jenis Masalah Belajar
Masalah belajar adalah suatu kondisi
tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa
kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan
yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya
dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat
menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
Dari pengertian masalah belajar di
atas maka jenis-jenis masalah belajar si Sekolah Dasar dapat dikelompokkan
kepada murid-murid yang mengalami.
·
Keterlambatan
akademik, yaitu keadaan murid yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup
tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkan secara optimal.
·
Kecepatan
dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat akademik yang cukup
tinggi atau memilki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas
khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
·
Sangat
lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memilki bakat akademik yang
kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau
pengajaran khusus.
·
Kurang
motivasi belajar, yaitu keadaan murid yang kurang bersemangat dalam belajar,
mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
·
Bersikap
dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang kegiatannya atau
perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan seharusnya, seperti suka
menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya
untuk hal-hal yang tidak diketahui dan sebagainya.
·
Sering
tidak sekolah, yaitu murid-murid yang sering tidak hadir atau menderita sakit
dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilanggan sebagian besar kegiatan
belajarnya.
D.
Penyebab Terjadinya Masalah Belajar
Pada garis besarnya faktor-faktor
timbulnya masalah belajar pada murid dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori,
yaitu:
1)
Faktor-faktor internal
(faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri), antara lain:
a. Faktor fisiologi
Faktor fisiologi adalah factor fisik
dari anak itu sendiri. seorang anak yang sedang sakit, tentunya akan mengalami
kelemahan secara fisik, sehingga proses menerima pelajaran, memahami pelajaran
menjadi tidak sempurna. Selain sakit factor fisiologis yang perlu kita
perhatikan karena dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar
adalah cacat tubuh, yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat tubuh yang ringan
seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta gangguan gerak, serta cacat
tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, dan lain sebagainya.
·
Gangguan
secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara,
gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahun.
·
Ketidakseimbangan
mental (adanya gangguan dalam fungsi mental), seperti menampakkan kurangnya
kemampuan mental, taraf kecerdasan cenderung kurang.
·
Kelemahan
emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyusuaikan diri
(maladjusment), tercekam rasa takut, benci dan antipati, serta ketidak matangan
emosi.
·
Kelemahan
yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah, sperti kurang perhatian
dan minat terhadap pelajaran sekolah malas dalam belajar, dansering bolos atau
tidak mengikuti pelajaran.
b. Faktor psikologis.
Faktor psikologis adalah berbagai
hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar.
Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar tentunya memerlukan sebuah kesiapan,
ketenangan, rasa aman. Selain itu yang juga termasuk dalam factor psikoogis ini
adalah intelligensi yang dimiliki oleh anak. Anak yang memiliki IQ cerdas (110
– 140), atu genius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk memahami pelajaran
dengan cepat. Sedangkan anak-anak yang tergolong sedang (90 – 110) tentunya
tidak terlalu mengalami masalah walaupun juga pencapaiannya tidak terlalu
tinggi. Sedangkan anak yang memiliki IQ dibawah 90 ataubahkan dibawah 60
tentunya memiliki potensi mengalami kesulitan dalam masalah belajar. Untuk itu,
maka orang tua, serta guru perlu mengetahui tingkat IQ yang dimiliki anak atau
anak didiknya. Selain IQ factor psikologis yang dapat menjadi penyebab
munculnya masalah kesulitan belajar adalah bakat, minat, motivasi, kondisi
kesehatan mental anak, dan juga tipe anak dalam belajar.
2)
Faktor-faktor eksternal (faktor-faktor
yang timbul dari luar diri individu), meliputi:
a. Faktor-faktor sosial
Yaitu
faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah.
Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan berbeda
dengan anak-anak yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu
diberikan perhatian. Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan anak,
apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan terpisah. Hal ini tentunya
juga memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak.
b. Faktor-faktor non- sosial
Faktor-faktor
non-sosial yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar
adalah factor guru di sekolah, kemudian alat-alat pembelajaran, kondisi tempat
belajar, serta kurikulum.
1. Sekolah, antara lain:
w Sifat kurikulu yang kurang fleksibel
w Terlalu berat beban belajar (murid)
dan untuk mengajar (guru)
w Metode mengajar yang kurang memadai
w Kurangnya alat dan sumber untuk
kegiatan belajar.
2. Keluarga (rumah), antara lain:
w Keluarga tidak utuh atau kurang
harmonis
w Sikap orang tua yang tidak
memperhatikan pendidikan anaknya
w Keadaan ekonomi.
Menurut Lindgren, (1967 : 55) bahwa
lingkungan sekolah, terutama guru. Guru yang akrab dengan murid, menghargai
usaha-usaha murid dalam belajar dan suka memberi petunjuk kalau murid menghadapi
kesulitan, akan dapat menimbulkan perasaan sukses dalam diri muridnya dan hal
ini akan menyuburkan keyakinan diri dalam diri murid. Melalui contoh sikap
sehari-hari, guru yang memiliki penilaian diri yang positif akan ditiru oleh
muridnya, sehingga murid-muridnya juga akan memiliki penilaian diri yang
positif.
Jadi jelaslah bahwa guru yang kurang
akrab dengan murid, kurang menghargai usaha-usaha murid maka murid akan merasa
kurang diperhatikan dan akan mengakibatkan murid itu malas belajar atau kurangnya
minat belajar sehingga anak itu akan mengalami kesulitan belajar. Keberhasilan
seorang murid dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari sekolah seperti
guru yang harus benar-benar memperhatikan peserta didiknya.
Menurut Belmon dan Morolla (1971 : 107)
menyimpulkan dari hasil penelitiannya, bahwa anak-anak yang berasal dari
keluarga yang banyak jumlah anak, mempunyai keterampilan intelektual lebih
rendah daripada anak-anak yang berasal dari keluarga yang jumlah anaknya
sedikit.
E.
Cara Mengatasi Masalah Belajar
Secara
sistematis, langkah-langkah yang perlu diambil dalam usaha mengatasi anak bermasalah
adalah:
1.
Memanggil
dan menerima anak yang bermasalah dalam belajar dengan penuh kasih sayang.
2.
Dengan
wawancara yang dialogis diusahakan dapat ditemukan sebab-sebab utama yang
menimbulkan masalah belajar.
3.
Memahami
keberadaan anak dengan sedalam-dalamnya
4.
Menunjukkan
cara penyelasaian masalah yang tepat untuk di renungkan oleh anak kemudian
untuk dikerjakannya.
5.
Menemukan
segi-segi kelebihan anak agar kelebihan itu diaktualisisr guru megatasi
kekurangannya
6.
Menanamkan
nilai-nilai spritual yang benar.
BAB II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada dasarnya semua anak memiliki
kemampuan, walaupun mungkin saja kemampuan yang dimiliki berbeda satu dengan
yang lainnya. pada tingkat pendidikan dasar berbagai kemampuan tersebut masih
memiliki relasi yang kuat, membaca, menulis, serta berhitung. Masalah yang
mungkin ada pada pada salah satu kemampuan tersebut dapat menggangu kemampuan
yang lain. Dengan demikian apa yang kita sering lakukan baik sebagai seorang
orang tua, ataupun seorang guru dengan mengatakan seorang anak yang mendapatkan
nilai yang rendah merupakan anak yang bodoh dan gagal perlu menjadi perhatian
kita. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa mungkin saja anak hanya mengalami
gangguan pada salah satu kemampuan tadi, dan ia tidak tahu bagaimana mengatasi
masalah tersebut.
Untuk itu, yang terpenting bagi kita
adalah dapat menelaah dengan baik perkembangan anak kita. Diagnosis terhadap
permasalahan sesungguhnya yang dialami anak mutlak harus dilakukan. Dengan
demikian kita akan mengetahui kesulitan belajar apa yang dialami anak, sehingga
kita dapat menentukan alternatif pilihan bantuan bagaimana mengatasi kesulitan
tersebut.
B.
Saran
Dengan adanya materi tentang “Jenis-Jenis
Masalah Belajar” diharapkan pembaca dapat mengetahui masalah-masalah belajar
yang dialami oleh peserta didik dan mampu mengatasi masalah tersebut dengan
baik serta dapat dijadikan sebagai refrensi dalam belajar.
Betway Casino – Gaming software for US and Canada
BalasHapusBetway 군산 출장안마 is an established and trusted gaming software provider with a proven track 순천 출장샵 record for offering quality gaming products to the U.S. Players Online 강릉 출장마사지 Since: 1998US Players: US Players Are 춘천 출장안마 NOT 정읍 출장샵 AcceptedBonus: Welcome Bonus Up to $5000